Report Abuse

Blog berisi kumpulan produk hukum Indonesia.

Fakta Njelimetnya Dapodikdas 2013

Kayanya judul di atas kurang lengkap ye, kalo lihat acara di sebuah acara TV swasta Komeng Acak Adul. Sebuah acara reality show yang menggambarkan "petualangan" Komeng dan Adul dengan jalan cerita yang tidak jelas. kadang nyebur kolam, main lumpur, ya pokoknya gak jelas gitu dech, yang penting penonton ketawa.

Lah apa hubungannya dengan dapodik, gak ada sih, yaach saya cuma mau menuliskan bagaimana Ambur Adul nya sebuah aplikasi milik pemerintah (Kemdikbud) yang begitu banyak menguras biaya, tenaga, dan emosi. Kalau lihat kondisi sekarang sih sepertinya sudah adem ayem. Beda dengan 2 bulan yang lalu, operator gelisah, galau .... apa yang dikerjakan seolah-olah sia-sia. Begadang tiada arti. Kenapa baru nulis sekarang? hehe hitung-hitung buat pelajaran ke depan, sebagai pengingat bahwa operator sekolah pernah tersiksa dan bagaimana "belepotan"nya sebuah aplikasi pendataan yang begitu "diagungkan" sebagai karya cipta anak negeri namun justru membuat susah anak negeri.

Ini juga bukan fakta masalah Malaysian Airlines #MH370 yang sudah 18 hari hilang tapi belum ditemukan, hehe namun mencoba mengurai fakta njelimet Berbagai permasalahan yang terjadi sejak diluncurkannya aplikasi dapodikdas 2013.  Untuk apa tulisan ini dibuat? Yaa sekedar rekaman masa lalu dan pengingat bahwa kita, khususnya saya pernah berhadapan dan mengutak atik sebuah aplikasi pendataan pendidikan dasar berskala nasional yang sangat-sangat bermasalah. Oke akan saya sajikan fakta apa-apa saja yang pernah terjadi sekaligus prediksi mbah "kuncen" perihal masa depan dapodikdas 2013.

1. Penyimpanan Installer dan Patch nebeng di web luar negeri.
Hal pertama yang masih membekas dalam ingatan saya adalah saat pengembang aplikasi menyimpan Installer dapodikdas berikut patchnya di sourcefourge.net. seingat saya terhitung sejak versi 202 hingga versi 2.04 mereka masih menyimpannya di sana. Apa itu sourcefourge.net? Mereka yang suka browsing dan mencari software-software gratisan dan bukan bajakan, pasti tahu yaitu sebuah website tempat para pengembang software / freeware mempublish dan menyimpan aplikasi mereka. Pertanyaannya, layakkah sebuah aplikasi milik pemerintah disimpan disana? hehehe jawab sendiri yaa.

2. Helpdesk selalu Offline.

Tim support di website info pendataan http://infopendataan.dikdas.kemdikbud.go.id/laman/helpdesk yang seyogyanya menjadi tempat bertanya dan membantu berbagai macam permasalahan operator justru tidak pernah ada yang online seiring banyaknya masalah di aplikasi dapodik, entah mereka nggak paham dengan aplikasi atau mereka memang malas.

3.Aplikasi penuh Bugs

Tak terhitung permasalahan yang dihadapi terkait aplikasi sejak versi 2.01 hingga versi 2.06, dari kegagalan instalasi, form isian yang tidak muat,

4. Masalah server dan Sinkronisasi yang gagal.

Sinkronisasi dapodikdas di awal terbilang rumit, bagi sebagian operator mungkin sekedar kirim data. Di versi awal 2.01 hingga 2.04 sinkronisasi berputar-putar nggak jelas arah, kirim data server ke dapodik, dari server dapodik ke server P2TK untuk mencocokkan data, lalu di kembalikan lagi data ke aplikasi / laptop user dan ini GATOT. Sebagian operator menganggap kapasitas server dapodikdas kecil, namum di lain pihak ada yang mengatakan bukan masalah kapasitas server yang jadi kendala namun anomali server yang disebabkan oleh aplikasi yang memang sangat-sangat tidak disiapkan jauh hari sebelumnya.

Di versi 2.05 sinkronisasi lumayan mudah dan cepat karena prosesnya nggak muter-muter kaya komidi puter. Klik sinkronisasi, kirim data ke server, dari server pusat balik ke server lokal komputer operator sekolah. Daaaaan terbilang sukses. Sukses mendinginkan suasana hati operator yang galau karena gagal sinkron.

di Versi 2.06 masalah besar muncul seiring semakin padatnya lalu lintas sinkronisasi, banyak laporan muncul "zombie-zombie" di progress pengiriman, data PTK di aplikasi ada yang hilang. dll.

Daan tidak ada pilihan lain, karena pihak P2TK Dikdas sudah terlanjur menjadwalkan pencairan aneka macam tunjangan, maka dengan sangat terpaksa diluncurkanlah aplikasi BSD.

5. Hasil Sinkronisasi Tidak Terpakai eh Dipakai.

Apaan tuh? Yup Usaha sinkronisasi Operator begadang mencari momen dan waktu yang tepat untuk sinkronisasi sia-sia, karena kegagalan koneksi dan pengiriman dari server dapodikdas ke P2TK. Memang sempat ada statement dari petinggi P2TK Dikdas bahwa mereka sedang mengambil data secara manual dari server dapodikdas (hasil sinkronisasi) ke server P2TK, namun apa dinyana, kenyataan di lapangan setiap operator sekolah wajib kirim hasil back up aplikasi BSD. Untuk apa back up BSD silakan baca di artikel yang lain udah dibahas.


Yaa sementara itu aja dulu yaa, mau bongkar-bongkar memori lama dulu, so kita update ini tulisan. atau rekan operator ada yang mau menambahkan? Perlukah saran? aach gak usahlah mereka yang meluncurkan aplikasi tau kok apa yang harus dilakukan. #uuyeee

Related Posts