Kecintaannya pada anak dan dunia pendidikan mendorong Siti Chotijah menjadi guru. Bahkan, pengajar di SDN 01 Suruh, Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah itu membuat metode pengajaran sendiri berbekal rasa cinta tersebut.
Keterlibatan Siti dalam dunia pendidikan terinspirasi dari kegiatan dua guru kembar yaitu Sri Irianingsih dan Sri Rosyati. Dua perempuan yang lebih sering dipanggil Ibu Guru Kembar tersebut memiliki kepedulian tinggi terhadap dunia pendidikan dengan mendirikan Sekolah Darurat Kartini. Kini, sudah 11 tahun Siti menjadi guru.
"Saya kagumi beliau berdua, dengan keterbatasan fasilitas yang ada bisa memberikan pendidikan dan ketrampilan bagi mereka yang terpinggirkan," ujar Siti, ketika ditemui Okezone, belum lama ini.
Belajar dari kesabaran dua guru kembar, Siti lalu menciptakan metode untuk mendidik dengan penuh cinta dan kesabaran. Wanita berkerudung itu menyebut metode buatannya "Teaching with Love" alias "Mengajar dengan Cinta".
Siti Chotijah |
Metode ini mendorong Siti memposisikan diri sebagai guru tetapi juga sebagai orangtua dan teman. Namun, dia tetap membuat anak didik memiliki rasa hormat.
"Dalam mengajar saya selalu terapkan metode Teaching with Love pada mereka. Karena dengan kedekatan bagi saya adalah kunci untuk menjadi guru agar semua ajaran yang kita berikan bisa diserap oleh siswa," lanjutnya.
Dengan metode ini, Siti tidak hanya mengedepankan kegiatan belajar sebagai proses transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pengalihan nilai-nilai karakter ke anak didik. "Mengajar itu bukan dengan kekerasan, namun dengan kasih sayang, kesabaran dan kedekatan seperti perilaku orangtua," tutur Siti.