Dewi Septiani. Dia mengaku menemukan beras plastik tersebut setelah membeli beras di Pasar Mutiara Gading Timur, Bekasi. Dirinya mengakui, selama ini tidak pernah ada masalah saat membeli beras di toko langganan. Namun setelah dimasak, dirinya pun terkejut melihat beras tersebut tidak seperti biasanya.
"Beras ini terlihat berbeda, rasanya tawar sekali," ujarnya.
Dewi mengatakan, beras tersebut dia beli per kilogram (kg) seharga Rp8.000. Dirinya membeli pada 13 Mei 2015. Hingga saat ini, dirinya sudah melaporkan ke pihak Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Pemerintah Kota Bekasi akan melakukan uji laboratorium terhadap beras yang diduga berbahan plastik. Sebab, akhir-akhir ini warga Bekasi mengkhawatirkan peredaran beras yang diduga beras plastik. "Kami sudah ambil untuk contoh," kata Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, Herbet Panjaitan, Selasa, 19 Mei 2015.
Ia mengatakan beras itu diambil dari toko beras di bilangan Pasar Mutiara Gading Timur, Kecamatan Mustika Jaya. Pemeriksaan dilakukan setelah instansinya mendapatkan informasi dari warga bahwa ada beras diduga berbahan plastik atau beras sintetis. "Untuk memastikan, harus dilakukan uji laboratorium dulu," kata dia.
Hasil penyelidikan sementara, beras tersebut dibeli dari sebuah agen beras di Pasar Baru, Bekasi. Agen itu mendatangkan beras tersebut dari Karawang, Jawa Barat. Jika terbukti ada kecurangan penjual, maka pemerintah akan menindak tegas. "Beras sintesis kan berbahaya," kata dia.
Salah seorang yang mengonsumsi bubur olahan beras yang diduga berbahan dasar plastik adalah Putri Novaliany (27). Dia adalah adik kandung Dewi Septiani (29), penjual bubur yang membeli beras sintetis tersebut.
Putri mengatakan, ada dampak yang dia rasakan setelah memakan semangkuk bubur yang berasal dari beras sintetis. "Saya sempat merasa mual, pusing, dan seperti ingin buang air terus," ujar Putri di warung yang berlokasi di Perumahan Mutiara Gading Timur, Bekasi Timur, Selasa