"Kita selalu fokus pada kurikulum, padahal sebenarnya guru yang menjadi masalah," ujar Anies di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), saat audensi bersama jajaran redaksi Suara Pembaruan, yang dihadiri oleh Pimpinan Redaksi Suara Pembaruan, Primus Dorimulu dan jajaran redaksi, Jakarta, Kamis (12/3).
Anies mengatakan, pihaknya akan melatih para guru untuk meningkatkan kompetensi mengajar, kualitas, dan bidang studi pengajaran. "Selama ini hanya olimpiade sains yang kita prioritaskan. Sekarang akan diprioritaskan semua, seperti lomba mengarang, melukis dan lainya," ujar Anies.
Menurutnya, untuk mewujudkan hal tersebut, selain guru, kepala sekolah perlu diberi pelatihan kepemimpinan. Selama ini kepala sekolah langsung diangkat dari guru, tanpa pelatihan.
"Sebuah perusahan akan maju bila dipimpin oleh manajer yang baik, dan akan berjalan di tempat bila dipimpin oleh manajer yang tidak berkompeten," ujar Anies.
Ia menambahkan, para kepala sekolah dan guru yang telah dilatih akan diberi sertifikat.
Masalah lain dalam dunia pendidikan adalah kekurangan guru. Ada beberapa sekolah yang tidak memiliki guru, yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Distribusi guru juga tidak berjalan baik
Untuk distribusi guru, menurut Anies, saat ini ada Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah, yang berfungsi untuk mengatur distribusi dan meningkatkan kualitas guru. "Tujuan dari pendirian direktorat ini untuk mengkonsolidasi guru-guru," ujarnya.