Pada awal peluncuran akun guru pembelajar saya optimis bahwa program ini akan berjalan dengan baik. Tapi setelah ada beberapa rekan yang sudah mengikuti moda Daring Kombinasi dan berjalan sekitar satu minggu saya mulai pesimis bahwa program ini akan sukses. Beberapa peserta mulai kebingungan kalau tidak boleh mengatakan panik. Mereka mulai mencari jalan pintas mendatangi "penjahit", bahkan sempat dengar bahwa GPO sampai di resset karna ada peserta yang mengerjakan jauh melampaui ketentuan sesi yang di tentukan (mungkin penjahitnya terlalu handal).
Guru Pembelajar |
Kalau yang moda DK saja sudah muncul kebingungan, saya tidak membayangkan bagaimana dengan yang full Daring, karna sebagian besar dari yang saya tahu (paling tidak di wilayah saya) banyak yang masih belum menguasai IT bahkan sekedar menyalakan laptop atau pun mengoperasikan ponsel berbasis android pun tidak mampu, apalagi membuka akun GPO nya secara mandiri. Belum lagi nantinya (katanya) ada kewajiban video call bagi peserta, karna saya yakin tidak semua "nyaman" dengan kewajiban ini apa lagi yang sudah memiliki keluarga.
Seandainya saja mentor diambil tidak semata-mata melihat nilai terbaik hasil UKG apalagi dengan kuota yang di batasi, tetapi memperhatikan wilayah, misalnya tiap tiap kecamatan diambil beberapa peserta mungkin lebih mudah mengkoordinasi, paling tidak bisa mempersiapkan dalam masing masing guslah.
Sistem pembagian kelas yang di acak dalam satu kabupaten yang bisa jadi jarak antar peserta kelas sangat berjauhan mungkin juga bisa jadi masalah tersendiri dalam koordinasi.
Semoga program ini segera mendapat perbaikan kedepannya agar tidak menjadi sangat terlambat.
Karna bagi sebagian peserta mungkin merasa bahwa mereka belum mampu berjalan tapi sudah dipaksa untuk berlari.
sekedar pendapat mohon koreksinya....
Kiriman Asmara Dewa